Sungai
Cibeet merupakan sungai alam yang berada diantara Kabupaten Karawang dan
Kabupaten Bekasi yang bermuara di sungai citarum tepatnya diwilayah Sumedangan
Desa Purwadana Kecamatan Telukjambe Timur,
bentangan sungan cibeet menghubungkan 5 wilayah Kabupaten yang ada di Provinsi
Jawa Barat yang diantaranya, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, Kabupaten
Bogor, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Purwakarta, sehingga jika dimusim
penghujan datang luapan sungai cibeet dapat mengakibatkan bencana banjir
khususnya wilayah yang berada dibantaran sungai cibeet, ditambah lagi dengan
kondisi saat ini untuk wilayah selatan sekitar 40 % wilayah serapan air sudah
beralih fungsi sehingga air akan langsung masuk ke sungai tanpa terserap terlebih
dahulu maka semenjak tahun 2007-2018 bencana banjir yang melanda wilayah
bantaran sungai cibeet dan sekitarnya akan semakin mengkhawatirkan karena
dilain sisi pihak pemerintah sampai saat ini belum dapat memberikan solusi
kongkrit untuk mengatasi permasalahan khususnya penanganan masalah kerusakan
hutan dan bencana banjir yang sudah selama ini terjadi.
Jika
ditinjau dari beberapa lokasi dibantaran sungai cibeet ada tempat yang memiliki
nilai sejarah yang sampai saat ini belum terbuka, karena menurut sumber bahwa
bupati Kabupaten Karawang Ke-2 Raden Anom
Wirasuta (1677-1721) Putra raden Adipati Singaperbangsa bergelar Adipati
Panatayudha I, beliau dilantik menjadi Bupati di Citaman Pangkalan,
persisnya di sekitar lokasi Goa Haji yaitu dibatu lemprah (yang kini rusak
akibat pertambangan liar) Desa Tamansari Kecamatan Pangkalan dan disekitar itu
juga terdapat makam-makam keramat yaitu dikampung buder yaitu Makam Embah
Eyang Sarfi dan kampung citaman yaitu Makom Eyang Singa Derpa, jadi jika kita gali lebih jauh lagi
kemungkinan akan ditemukan rangkaian sejarah yang terlupakan karena jika
dilihat ada kemungkinan cibeet ini merupakan jalur transportasi karena secara
administrasi dan dari sumber sejarah ibu kota Kabupaten Karawang pun pernah di
Tegalwaru.
Keterangan
diatas merupakan catatan sejarah yang diambil dari silsilah Pemerintahan
Kabupaten Karawang yang sudah tersurat seharusnya sungai cibeet termasuk dalam
catatan sejarah masa lalu sebagai jalur transportasi air untuk mengangkut hasil
bumi dan perkebunan karena pada saat itu belum ada sarana transportasi seperti
sekarang ini, dan menurut informasi dari para pinisepuh bahwa pada saat dulu
jalur tranportasi air lebih aman dibandingkan dengan jalur darat yang pada saat
itu masih hutan belantara.
Jika
kita telusur keberadaan sungai cibeet saat ini memang secara kondisi sudah
sangat mengkhawatirkan, dari mulai banyaknya longsoran dinding sungai yang
dikarenakan abrasi sungai mengingat sudah tidak adanya tahanan pepohonan
disepanjang aliran sungai cibeet jadi sangat memungkinkan jika terjadi abrasi
yang berakibat pada pergeseran sungai bahkan sampai ada yang mempunyai
sertifikat tanah dibantaran sungai cibeet tanahnya sudah tidak ada dan berubah
menjadi sungai sementara yang tadinya lahannya sedikit bertambah karena
pendangkalan yang kemudian menjadi lahan darat yang terus dimanfaatkan
masyarakat.
Penelusuran
kita awali dari pertemuan sungai cibeet dengan citarum atau saat ini disebut
dengan muara cibeet yang tepatnya berada di Kampung Sumedangan Desa Sukamakmur
Kecamatan Telukjambe Timur Kabupaten Karawang disana terdapat makom keramat Eyang Raksanagara, Sumedangan sebuah nama tempat yang sangat dekat dengan
salah satu wilayah di Jawa Barat yaitu Kabupaten Sumedang dan Kabuputen
Sumedang sendiri merupakan wilayah yang dibuka dan dipimpin oleh salah satu
keturunan Karawang dan Cirebon yaitu Raden
Jaya Perkasa mengingat pada saaat itu luas wilayah Karawang hampir sebagian
luas wilayah Provinsi Jawa Barat.
Sepanjang bantaran sungai cibeet banyak tempat-tempat
keramat yang masih disakralkan oleh masyarakat sekitar ataupun oleh pendatang
dari luar Karawang, sungai yang menghubungkan lima wilayah ini pastinya
memiliki histori yang begitu luar biasa yang sampai saat ini belum terkuak.
Mitos dan cerita masyarakat memang begitu luar biasa, namun semuanya baru
bersumber dari mulut ke mulut sehingga sangat sulit untuk melakukan penggalian
terkait asal muasal ataupun sejarah terkait sungai alam cibeet yang membentang
dari hulunya di Kabupaten Cianjur dan bermuara di Kabupaten Karawang.
Sungai dengan kontur dan kondisinya yang begitu
eksotis dan bernilai namun dilain sisi menyimpan sebuah misteri akan kisah dan
cerita dari masa ke masa, jika sungai cibeet bisa bercerita maka semuanya akan
terbuka akan sebuah kisah masa lalu sampai dengan sekarang akan sebuah
kebenaran sejarah yang pernah ada dimuka bumi ini, disepanjang bantaran sungai
cibeet kita bisa menemukan nama-nama wilayah yang selama ini menjadi wilayah
yang pemukiman, seperti pangasinan (lemah
asin), rancapaku (cipaku),
kaligandu (lemah sagandu) dan
lainnya, nama wilayah yang memiliki simpanan cerita tak terhingga ini seakan
hanya sebuah nama biasa namun memiliki kisah yang luar biasa.
Sungai
cibeet adalah salah satu sungai yang bermuara di sungai citarum, mempunyai banyak
hulu sungai dengan panjang ± 134,23 Km yang melalui hulu sungai dari cianjur,
dan ± 91,02 Km melalui hulu sungai dari Bogor serta ± 67,78 Km, adapun untuk di
Kabupaten Karawang sendiri hampir seluruh mata air dari Pegunungan Sanggabuana
masuk ke Sungai Cibeet
Sungai cibeet memiliki banyak
anak sungai baik anak sungai yang besar maupun anak sungai yang kecil yang
keseluruhannya bermuara ke sungai cibeet, anak sungai besar yang bermuara ke
sungai cibeet diantaranya Sungai Cipamingkis,
Sungai Sungai Cicangor, Cigentis, Cimapag, Cibadak dan
sungai lainnya. Sungai-sungai tersebut adalah sungai yang relatif besar dan
memiliki anak-anak sungai yang cukup banyak serta menghubungkan antara satu
wilayah dengan wilayah lainnya dan semuanya bermuara ke sungai cibeet.
#sungaiCibeet
#sungai
#sungaipurba
0 comments:
Post a Comment