SUNGAI CICANGOR

Sungai Cicangor, Photo: Arif Munawir 

Sungai Cicangor adalah salah satu sungai alam yang berada dibupaten Karawang, Sungai Cicangor menguhubungkan 2 wilayah yaitu Kabupaten Karawang dan Kabupaten Puwakarta merupakan salah satu dari Sub DAS Cibeet yang bermuara ke Sungai Citarum. Aliran anak sungai dari Kuta Tandingan, Ciburial, Cibayat, Cipicung, Cikaung, Cikadumungkus, Citalaga dan lainnya mengalir ke sungai Cicangor yang bermuara ke Sungai Cibeet tepatnya ada di Dusun Cijaleka Desa Tamansari Kecamatan Pangkalan, sehingga jika musim hujan datang aliran Sungai Cicangor sering meluap dan merendam area pesawahan serta rumah yang berada dibantaran aliran Sungai Cicangor.

Hulu utama sungai Cicangor ada di Pegunungan Sanggabuana, namun seperti halnya sungai besar lainya memiliki banyak hulu sungai yang salah satu hulu sungai Cicangor berada di Kawasan Karst Pangkalan, Sungai Cicangor masuk kedalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Cibeet, Karst Pangakalan sebagai salah satu hulu sungai Cicangor memiliki mikro DAS yang menjadi satu kesatuan sub DAS Cicangor, dan asalah satu dari gugus dari Karst Pangkalan, Kuta Tandingan menyumbang 3 mikro DAS yang bermuara ke sub DAS Cicangor.

Mikro DAS yang masuk ke sungai Cicangor diantaranya, Sungai Cikondang (Timur), Sungai Citalahab (Tengah), dan Sungai Cisaurseah (Barat), debit tertinggi sungai Cikondang disaat meluap adalah 0.77m3/s, sungai Citalahab 0.89 m3/s, dan sungai Cisaurseah 0.57 m3/s, jika digabungkan dari tiga mikro DAS tersebut mencapai mencapai debit tertinggi yaitu 2.23 m3/s, sementara sungai Cicangor memiliki debit tertinggi 15 m3/s, ketiga mikro DAS yang berasal dari Kuta Tandingan memberikan beban debit 2.23 m3/s atau sama dengan 14.87% dari debit puncak Sungai Cicangor, dan debit puncak ini terjadi saat curah hujan tinggi du hulu sungai menjadi runoff bagi limpasan air hujan.

Berdasarkan hasil perhitungan dari debit pantau tertinggi sungai Cibeet pada tahun 2018, Sub DAS Cicangor memberikan 7.88% berada pada 190.3 m3/s, tiga mikro DAS dari Kuta Tandingan membebani sungai Cibeet 1.17%, dengan beban yang masuk kesungai Cibeet sudah begitu merepotkan apabila ditambah dengan terus dibiarkan pembalakan liar, pembangunan yang tidak berkelanjutan, perkebunan skala besar, dan investasi wisata besar-besaran serta alih fungsi lahan maka semuanya akan semakin membebani sungai Cicangor dan sungai Cibeet.

Sungai Cicangor memiliki karakteristik dan keunikan tersendiri untuk diteliti karena erat kaitannya dengan keberadaan Sungai Citarum purba, dilain sisi dialiran sungai Cicangor terdapat mata air hangat tepatnya di kampung Cijaleka, keberadaan mata air tersebut akan nampak saat musim kemarau karena berada ditengah aliran sungai dan tidak akan kelihatan saat air sedang besar,  bahkan berdasarkan info dari masyarakat sekitar saat musim kemarau tercium bau belerang disekitar mata air yang airnya hangat tersebut.

Mata air hangat Cijaleka, photo: Husna Mubarok

Keberadaan sumber mata air yang airnya hangat tersebut baiknya diteliti lebih lanjut supaya ada referensi dari ahli akan keberadaan sumber mata air yang mengeluarkan bau belerang tersebut, kita tidak tau apa yang ada, apakah ada hubungan antara kejadian masa lalu dengan masa yang akan datang dimana adanya pemicu yang menjadi konektivitas ke patahan cesar lembang dan cesar baribis yang akan berdampak pada pengulangan terjadinya bencana seperti pada masa lalu, yang harus di ingat bahwa Sanggabuana (penyangga buana) ada di Karawang.

#sungaiCicangor
#pepeling
#Bararimba



Share on Google Plus
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment