SEJARAH
Berawal dari cerita turun temurun keluarga besar saya (sumber) yang merupakan pewaris kesenian ndolalak, yang menerangkan bahwa Canggah kami KASAN REJO adalah pemegang sekaligus pelaku kesenian ndolalak. Di masanya beliau adalah salah satu prajurit perang pangeran Diponegoro, tidak hanya sampai dari keterangan itu saya (narasumber) mencari fakta penguat tentang setatus keprajuritan beliau.
Dari buku ‘De Orloog Op java van 1825 Tot 1830 door A.W.P Weitzel I’deel, Te Breda Bij Broese & Comp,1852’ menuliskan pangeran Diponegaro memusatkan pertahanan pasukanya di PANJER (diubah nama menjadi Kebumen oleh Belanda pada tahun 1832) dan mendapat bantuan yang sangat besar berupa prajurit dan logistik hingga sampai tertangkapnya beliau di Magelang tahun 1830.
Dari keterangan diatas ada gambaran untuk menyimpulkan bahwa canggah KASAN REJO dan kata PRAJURIT yang dimaksud pada beberapa tulisan tentang Ndolalak adalah prajurit PANJER.
Selain itu pada ndolalak kami JATIKUSUMA, terdapat gerakan pancak silat jawa yang di sebut para sesepuh kami dengan nama Konto, yang mana penyuguhan konto tidak di miliki oleh beberapa group ndolalak kebanyakan lainya.
Dari Konto ini saya juga mendapati keterangan yang bersinergi dengan prajurit PANJER, yang mana saya kutip dari tulisan Ananda.R yang menyertakan keterangan faktual tertulis seperti berikut :
*) Seni bela diri konto berasal dari negri cina yakni kun tau yang dibawa oleh Jendral Tan Wan Swee (pelarian dari cina di jaman Dinasti Thjing pada abad 16 yang mana ikut melakukan pemberontakan etnis cina bersama mas Garendi yang disebut geger Pecinan, yang mana jendral Tan wan swee menjadi mertua Kalapaking III penguasa Panjer.
*) Sejak masa Mataram kuno wilayah Panjer adalah pusat kekuatan pasukan Bagelen, yang mana nama Bagelen di ambil dari nama seorang putri “NYI BAGELEN” (Dewi Roro Wetan) yang kemudian menikah dengan seorang pria Purworejo bernama “KI AGENG” (Raden Joko Cokropramono).
Kekuatan pasukan Bagelen terbukti dari beberapa data sbb :
1. BIJDRAGEN TAAL LAND EN VOLKENKUNDE ZESDE VOLGREEKS –ZESDE DEEL, S GRAVENHAGE- MARTINUS NIJHOFF 1809, Kekuatan utama panembahan Senopati pada pemberontakan pajang adalah pasukan Bagelen yang dipimpin oleh Demang Bocor.
2. SEJARAH DINASTI KRAT KALAPAKING, R. Tirto Wenang Kolopaking, 1997 disebut dalam buku ini bahwa: a. Tahun 1623 Panjer sebagai pusat logistik dan pelatihan pasukan Mataram yang dipimpin oleh para Senopati dalam rangka penyerbuan Batavia; b. Tahun 1661 anak adipati Bocor meninggal dalam latihan seni bela diri perang yang dipimpin oleh adipati Soewarno dan Ki Bagus Curigo di Bocor; c. Tahun 1677 penyerangan prajurit PANJER ke Trunajaya yang menduduki kraton Mataram berhasil dngan baik.
3. BABAD GIYANTI karya RADEN NGABEI YASADIPURA l SURAKARTA BALE PUSTAKA BETAWI SENTREM 1937 disebutkan pangeran Mangkubumi mendapatkan tanah keraton Yogyakarta kemudian bergelar Hamengkubuwono I, berkat bantuan 30.000 pasukan Panjer.
4. De Orloog Op Java van 1825 Tot 1830 door A.W.P Weitzel I’Deel ,Te Breda Bij Broese & Comp,1852. Pusat pertahanan pangeran Diponegara di Panjer tahun 1832 hingga beliau tertangkap di magelang tahun 1830.
5. Perang Karangsembug tahun 1832. Perang terberat sekaligus perang terakhir pasukan Panjer yang berhasil dipukul mundu, setelah Belanda mendapat bantuan senjata, perang ini merupakan membuahkan kesedihan terdalam bagi prajurit Panjer karena terbunuh dan wafatnya beberapa tokoh kepahlawanan seperti Banaspati Djajamenggala, Gamawijaya dan Kyai Welaran.
UNSUR DALAM NDOLALAK
Dalam kesenian ndolalak memiliki beberapa unsur pementasan, seperti hal nya kesenian budaya lain. Tapi ada beberapa sisi unik yang membuat ndolalak ini berbeda, berikut ini unsur dari pementasan ndolalak:
A. GERAK
Selain gerak kaki sadeg, tanjak, hayog, sered, mancad dan jinjit, gerakan tangan ngruji, teweg, gregem, bapangan, wolak walik, tangkisan. Gerak badan ogek, entrag, geblak. Gerakan leher dengan istilah tolehan, lilingan, colekan.Gerakan bahu kirig dan kedher.
Dalam gerakan ndolalak memiliki nuansa gerak pewayangan dan gerakan keprajuritan, inilah keindahan ndolalak yang membuat unik dan menarik.
B. ATRIBUT
Atribut atau pernak pernik yang di gunakan para penari ndolalak sepintas memang terlihat layaknya pakaian perang/prajurit. Tapi untuk penyuguhan tampilan di dominasi oleh perlengkapan tari pada umumnya, seperti sampur/slendang. warna warni manik dan variasi motif yang melekat pada kostum membuat tampilan para penari semakin menarik.
Selain itu ada pula kelengkapan lain seperti topi, kacamata, kaos kaki dan umbul umbul yang dipasang pada pundak untuk menguatkan aksen pada gerak kirik dan kedher.
Dalam pemakaian atribut seperti sampur juga ada aturan yang disesuaikan dengan karakter prajurit/pendekar itu sendiri, yang mana pemakaian sampur seharusnya ikatan ada di samping kanan atau ikiri saat tampil berpasangan, karna di setiap tema lagu berpasangan(dansah) yang ditampilkan adalah bentuk gerak atau aktifitas seorang prajurit/pendekar karna itu pula panjang bawahan kostum atau celana sedikit diatas lutut.
C. BAHASA
Mengenai bahasa, saya mulai mencermati dari beberapa parikan/atau lirik syair dari lagu ndolalak. Dari penggunaan bahasa dan beberapa nama saya mendapati bahwa yang digunakan adalah saduran dari Hikayat Amir Hamzah, yang mana beliau paman Nabi Muhammad SAW. Hikayat ini berkembang di Persia yang lantas diterjemahkan ke Melayu dari hikayat ini pun terdapat beberapa nama tokoh yang tak beda dengan pewayangan seperti :
- Umar Maya ( Narada)
- Umar Madi (Burisrawa)
- Amir Ambyah (Arjuna)
- Sudarawerti, Lelasara (Srikandi)
- Suwangsa (Angkawijaya) dan lainya.
Tak heran jika kita mendengarkan syair lagu akan mengalami kesulitan untuk dimengerti karna kebakuanya, mungkin ini disebabkan karna sebagian lirik di sadur dari hikayat peradaban lain.
Dari keterangan ini maka kita dapat simpulkan bahwa kesenian ndolalak juga di warnai oleh unsur peradaban Islam, seperti hal nya para wali sebelumnya menggunakan kesenian sebagai media dakwah dengan nuansa kearifan Lokal.
D. MUSIK
Alunan music ndoalak tercipta dari nada-nada sederhana dengan ketukan yang meriuh rendah didominasi dengan lantunan lagu dengan lirik khas bahasa pewayangan persia yang di melayukan dan tak jarang tersirat ceritera dari lirik tentang perjalanan prajurit bahkan tentang makna kehidupan.
Alunan musik ini tercipta dari beberapa alat musik antara lain:
- Rabana, alunan rabana terdengar sebagai music pengiring yang menyesuaikan riuk rendahnya susunan musik di setiap tema lagu.
- Jedur (beduk), dentuman suara jedur menjadi komponen ketukan.
- Kendang, hentakan suara kendang disini dijadikan melodi untuk menjadi patokan gerak para penari.
Kemasan musik ndolalak yang tersaji bisa disimpulkan hasil kolaborasi antara antara musik peradaban arab dan nusantara.
E. PEMENTASAN
Selama pertunjukan berlangsung ada beberapa sesi tampilan:
- Tarian pembuka, di ndoalak kami JATIKUSUMA memiliki dua tarian pembuka yaitu dalam posisi duduk berhadapan dan kemudian dengan berdiri berbaris. Dalam tarian ini mengandung makna bahwa kami semua sama berseragam duduk sama rendah(hati),berdiri sama kuat(jiwa). Saat tarian pembuka dengan formasi duduk berbaris berhadapan biasanya diiringi lantunan syair mahabah (Radhatan), yang mana dalam tarian ini para penari terlihat seperti berdzikir dengan gerakan tangan dan pundak.
- Tarian Berbaris (adegan), tarian ini biasanya dilakukan bersama sama dengan cara berbaris, yang menunjukan keserempakan dan kebersamaan dalam perjuangan para prajurit.
- Tarian Berpasang (dansa), tarian ini dilakukan berselang dengan tarian berbaris.Di tarian ini keindahan dan keragaman gerak tari ndoalak diperlihatkan, ritmenya pun selalu bergantian satu sama lain walau kadang ada perbedaan gerakan.Disini kita bisa memaknai bahwa kedekatan harus bisa selang dan saling.
- Konto pancak silat jawa kuno ini juga sering ditampilakan di iringi lagu ‘mendung yola mendung’ ditarian ini dua pasang penari mempertunjukan silat jawa kuno (konto) seperti hal sedang berduel tapi dengan gerakan silat yang sudah terkonsep dan disesuaikan dengan ketukan musik. Suguhan ini jarang didapati di ndoalak kebanyakan lainya dan di JATIKUSUMA pun kini tengah dipelajari kembali, karna perlahan mulai kehilangan para pelaku pendahulu yang sekaligus menjadi pelatih.
- Serakalan, suguhan ini biasa nya ditampilkan pada tengah atau larut malam menjelang pagi, yang mana sesi ini sangat serat dengan nuansa sakral, maka para pemain baik penari,penabuh bahkan para hadirin diminta untuk berdiri. Dalam nilai spiritual yang terkandung pada sesi ini adalah bentuk penghormatan kami pada para ahlul ghaib yang kami muliakan untuk sudi kiranya datang dan memberi keberkahan. Menurut keterangan secara kebatinan sesi ini adalah salah satu ritual untuk membuka lapisan dimensi antar alam ghaib.
- Trace, atau biasa dikenal dengan Mendem ini adalah momen salah satu penari kerasukan dan menari dalam keadaan tidak sadar. Dalam hal ini saya hanya menjelaskan menurut denifisi ndoalak kami yang sudah turun temurun menurut ceritera zat ghaib yang merasuki adalah para tokoh yang memiliki ilmu kedigdayaan, kanuragan, bahkan pengobatan pada masa sebelum mereka wafat.
(Allahu a’lam..)
- Kiprah, tarian ini dilakukan oleh penari yang sedang kerasukan. Pada gerakan kiprah menggambarkan persiapan prajurit sebelum berangkat perang.
F. PEMENTAS
Pementasan tarian ndoalak biasanya dilakukan oleh kelompok/grup, yang terdiri dari :
- Ketua Group, biasanya ketua tidak hanya sebagai penanggung jawab saja, tapi juga sebagai pawang/dukun bagi para penari yang terasuki.
- Wiyaga, penabuh atau pemain music ini biasanya terdiri dari 8 orang atau lebih.
- Penari, para penari biasanya bisa berjumlah 12 sampai 14 orang.
IKHTISAR
Berdasarkan bukti dan fakta terjabar diatas sudi kiranya kita sejenak memahami situasi dan kondisi pada masa ndolalak tercipta dan berkembang hingga saat ini.
*) Seperti kita ketahui ndolalak dilakukan oleh sekelompok orang yang mana para pelaku pendahulu di latar belakangi oleh para prajurit Panjer. Setelah berakhirnya perang terakhir di tahun 1832, sebagian prajurit kembali ke daerah masing-masing dan membentuk suatu perkumpulan yang mungkin awalnya hanya berupa paguyuban, dalam rangka mengenang perjuangan mereka, timbulah ide untuk menciptakan tarian dengan formasi baris berbaris.
*) Tak hanya gerak tari, mereka juga menyisipkan gerak pencak jawa (Konto) dengan tujuan untuk tetap mengingat beberapa keindahan jurus yang pernah mereka kuasai.
*) Mengingat terbentuknya pasukan Panjer dengan bekal pencak Konto yang berawal dari abad 16 di masa peralihan mataram kuno menjadi kerajaan islam dengan tokoh NYI BAGELEN dan banyaknya prajurit pengikut Diponegara adalah santri, tak heran jika ndoalak terdapat unsur islami yang pekat ,ini bisa kita lihat dari penggunaan alat music rebana dan jidur (beduk), di dalam lagu pun selain parikan, tersisip juga shalawat radhatan dan serakalan.
*) Selain tari dan pencak momen klimaks ada pada saat salah satu penari mendem atau kerasukan, hal ini dipahami pada masa kedigdayaan mereka adalah para santri atau prajurit yang sudah dibekali berbagai macam ilmu, bukan hanya kanuragan dan agama, tapi juga kebatinan. Dari kemampuan itu di dukung rasa kasih, rindu dan hormat mereka kepada para pendahulu yang telah wafat di medan perang baik para adipati, senopati dan ulama pembibing dimasanya. Lalu mereka melakukan ritual dengan mendatangkan ahlil ghoib para pendahulu dengan cara membuka dimensi lain dengan ilmu kebatinan yang ditransfer melalui frekuensi suara yang didapat dari alunan musik ke mediator atau tubuh salah satu penari.
*) Dari runtunan karya yang tercipta berlatar belakang prajurit santri, lantas mereka menggunakan kesenian ini untuk dakwah islam di setiap daerah dengan memberikan pengobatan pada warga saat pagelaran secara spiritual. Tidak bedanya para nabi dan waliyullah menggunakan beberapa mukjizat dalam berdakwah. Cara dakwah ini berbanding terbalik dengan yang dilakukan para wali yang mana menyisipkan unsur agamis kedalam sebuah seni budaya daerah (kearifan lokal). Jika ndolalak yang tersaji pekat dengan nuansa islam justru di jadikan kesenian budaya suatu daerah.
*) Perkembanagan ndolalak dimasa awal tidak pesat, bahkan bisa dikatakan kesenian budaya langka karna pada hakekatnya kesenian ini bukan hanya sekedar pertunjukan tari, tapi juga memiliki unsur spiritual di salah satu sesi yang mana tidak banyak orang bisa memiliki dan mempelajarinya. Seperti halnya dalam kelurga besar kami yang diwariskan secara turun temurun di setiap generasinya dengan ketentuan ketentuan tertentu (nitis).
*) Berangsur punahnya salah satu unsur suguhan di setiap generasi pun terjadi, seperti halnya pencak jawa (konto) yang mulai tidak tersaji, dikarenakan para pendahulu yang merangkap pelatih satu persatu wafat. Begitupun sesi ritual pengobatan yang berangsur redup, karna walau pun memilik garis keturunan, tidak semua pewaris memiliki ilmu seperti para pendahulu. Semisal pewaris hanya menguasai sekaligus menjadi pelaku dalam pementasan, tapi beliau tidak memiliki keilmuan dalam pengobatan spiritual atau bahkan ada yang mewarisi ilmu pengobatan spiritual tapi beliau tidak bisa menjadi pelaku seni yang terlibat saat pementasan.
*) Dikarenakan ndolalak memiliki nilai spiritual adat dan agama, ndolalak sering dihadirkan untuk acara pemberkatan beberapa hajat warga seperti pernikahan, khaul, sunatan dan hajat syukur lainya.
Dari keperuntukan itulah maka ndolalak mulai berkembang dari kebijakan para sepuh guna silaturahmi dan pelestarian kesenian budaya. Dari sini lah pergeseran mulai terjadi seperti pergeseran tujuan yang mana tujuan awal adalah dakwah dan penghormatan bagi para leluhur. menjadi cenderung ke komersil. Tak hanya tujuan, pergeseran mulai terjadi dengan adanya penambahan ornament tampilan baik di musik, gerak dan kostum.
*) Pergeseran yang terjadi mengundang perhatian dan kekhawatiran kami akan marwah ndolalak, dimana penambahan ornament justru melukai citra ndolalak, seperti hal nya;
- Pemakaian kostum bawah/celana terlalu tinggi diatas lutut bahkan terlihat sangat minim,ini menimbulkan efek kesan pornografi. Mengingat ndolalak adalah cipta karya budaya, hendaklah segala sesuatunya tidak lepas dari ikatan norma dan adat.
- Dalam gerak pun didapati gerakan berbau erotis, yang melukai pakem tarian ndolalak itu sendiri. Ini tidak dapat dikatagorikan sebagai kolaborasi suatu seni, karna gerak pakem dan gerak erotis memiliki perbedaan konteks pemahaman unsur seni tari budaya yang tak lepas dari adab dan adat.
- Alunan lagu pun, sesekali menyuguhkan lagu modern semisal dangdut. Benar memang adanya seiring perkembangan jaman tidak menutup kemungkinan terjadinya kreasi, tapi alangkah baiknya ini tidak terjadi pada ndolalak. Hal ini mengacu persepsi bahwa ndolalak tengah ditunggangi oleh jenis hiburan lain yang bersifat komersil dengan alasan turut melestarikan kesenian budaya ndolalak.
Dari tiga prihal diatas kami sebagai pecinta seni budaya merasa sedih, karna secara langsung dan tidak sadar ndolalak telah terjajah oleh anak negri sendiri. Kondisi ini sangat menyakiti marwah ndolalak yang mana di dirikan oleh para pejuang bangsa dan budaya.
TUJUAN
a. Dari penulisan ini seperti pada awal yang tanyakan adalah “untuk apa” ndolalak ini terbentuk, akhirnya sudah terjawab. Ternyata ndolalak tercipta tidak hanya sebagai kesenian tapi juga sebagai media dakwah dan ritual budaya sebagai bentuk penghormatan tertinggi bagi para pendahulu/leluhur. Kiranya dasar ini dijadikan pakem bagi marwah ndolalak.
b. Mensosialisasikan beberapa sisi riwayat ndolalak terbentuk pada publik.
c. Membangkitkan kecintaan bagi para putra putri daerah pada seni budaya pada umumnya, dan kesenian ndolalak pada khususnya.
HARAPAN
a. Bagi para pecinta seni pada umumnya mengetahui latar belakang dan unsur kesenian ndolalak.
b. Para pelaku kesenian ndolalak memahami pakem dan marwahnya dari riwayat ndolalak tercipta.
c. Dengan adanya beberapa pergeseran pada perkembangan ndolalak kami berharap pemerintah daerah sebagai pemegang kewenangan tertinggi bersama dinas terkait memberi perhatian khusus dengan melakukan beberapa hal seperti berikut :
- Pengawasan, Dinas terkait khususnya Disbudpar melakukan sosialisasi berupa pertemuan rutin dengan waktu yang ditentukan guna membahas dan memberi himbauan bahwasanya perkembangan tekhnologi dan peningkatan kebutuhan konsumtif jangan dijadikan pembiaran dalam penambahan ornament tampilan yang justru mengkontraminasi pakem dan marwah ndolalak.
- Pembatasan, mengeluarkan peraturan daerah yang memiliki landasan hukum guna tindak tegas, atas aturan terkait batasan batasan pementasan yang berpijak dari ikhtisar tertulis diatas.
- Perbaikan, salah satunya penghapusan tayangan kesenian ndolalak yang melampaui batasan pakem di media sosial. Mengingat media social salah satu alat dedikasi global yang memiliki kekuatan penyebaran luas dan cepat. Selain itu media social juga memiliki efek yang sulit terbendung baik efek positif atau negative.
d. Semoga ndolalak bisa menjadi duta kesenian di manca Negara sebagai salah satu produk kebudayaan perwakilan Indonesia.
Demi menjaga nama baik dan image ndolalak di mata umum dan mengingat sejatinya budaya terbentuk dari unsur norma, adat dan agama. Kiranya kita semua tetap mempertahankan pakem sebagai adab. Karna adab tidak pernah memberi ruang untuk suatu perubahan sekalipun bagi sebuah perabadan. (Azhadiyanti, 2019)
0 comments:
Post a Comment