MENGUAK TABIR GUNUNG SANGGABUANA

Pegunungan Sanggabuana, Jawa Barat

Sanggabuana atau disebut dengan Buana Paksi Panca Tengah merupakan sebuah misteri yang belum terpecahkan, selama ini orang banyak melihat Sanggabuana hanyalah gundukan tanah dan batuan yang kemudian disebut gunung, namun dilain sisi Sanggabuana adalah sebuah hakekat kehidupan masa lalu dan masa kini yang harus diketahui dan difahami, ketinggian yang hanya 1278 mdpl dengan dikelilingi perbukitan disekelilingnya merupakan rumpaka alam, bentuk dan kondisi serta bukti dilapangan adalah daya dukung bahwa dibalik sebuah pegunungan ada sejarah masa lalu yang tersimpan di sepanjang perjalanan kehidupan.

Melihat kondisi fisik serta beberapa catatan yang banyak dikemukakan para sepuh mengenai sanggabuana atau paksi buana panca tengah dimana pegunungan Sanggabuana merupakan sebuah tempat yang menghubungkan lima wilayah di Jawa Barat, jika mendengar keterangan bahwa dahulu pusat pemerintah dari Kerajaan Pajajaran ada di Buana Paksi Panca Tengah maka ada bagusnya para ahli mencoba meneleti atas pegunungan Sanggabuana atau gunung sanggabuana,

Sanggabuana banyak yang mendefinisikan sebagai penyangga buana atau penyangga alam, maka ada sebuah rasa penasaran jika melihat dan mendengar kalimat sanggabuana, apa yang sesungguhnya tersimpan dan misteri apa yang selama ini menyelimuti sanggabuana ? Hasil pengamatan yang dilakukan oleh Tim Pepeling Karawang selama beberapa tahun terhadap kondisi Sanggabuana, dimana banyak hal-hal yang tidak logis atau diluar nalar pemikiran saat ini, dihampir sebagian besar wilayah pegunungan memiliki karakteristik batuan konglomerat, banyaknya batuan yang jika dilihat bukan hasil sendimentasi alam namun cendrung buatan manusia, banyaknya tempat dengan batuan menggandung unsur magnet yang bisa digunakan sebagai energi alternatif, dan masih banyak yang lainnya sehingga memunculkan suatu kesimpulan bahwa Sanggabuana adalah sebuah peninggalan masa lalu yang begitu dahsyat namun sudah lapuk dan tak berwujud yang sebenarnya.

Sanggabuana atau ada juga yang menyebut Istana Luhur yang keberadaannya berada di Buana Paksi Panca Tengah ini merupakan sebuah banguna megah dijamannya dimana pada saat itu mungkin tinggi manusia masih diatas 20m (Jonggrang Salaka) sehingga jika disesuaikan dengan relevansinya akan logis jika bangunannya tinggi dan besar, tim pepeling menganalisa bahwa Sangabuana merupakan peninggalan masa lalu yang begitu hebat dan dahsyat sebagai pusat pemerintahan saat itu, asumsi itu muncul berdasar temuan serta data yang didapat dari hasil penelusuran selama beberapa tahun di Sanggabuana dan sekitarnya, adapun jika asumsi dan hasil analisa ini dianggap tidak relevan maka kami sangat menghargai jika ada yang melakukan penelitian dari para ahli yang lebih memastikan akan rahasia dari apa itu Sanggabuana yang sesungguhnya.


Kehidupan akan selalu bergulir dan terus mengalami perubahan, jika kita menganaliasa sebuah bangunan maka dalam kurun 100 tahun saja akan melihat perubahannya bahkan bangunan sekarang sudah lapuk atau hancur, begitu dengan Sanggabuana dimana jutaan tahun lamanya pasti wujudnya akan mengalami perubahan signifikan karena hancur oleh bencana, tertutup lapisan tanah, tertutup pepohonan serta akan mengalami perubahan oleh suhu, cuaca, iklim dan proses alamiah kehidupan, namun alam yang selama ini memberikan informasi atas sumber dari segala sumber ilmu pengetahuan dan teknologi akan memberikan informasi yang sebenarnya jika kita mau terus belajar dan menggali hakekat sebenarnya atas apa yang ada di alam ini.

Apakah kita masih ingat akan sebuah bangsa besar yang harus punah akibat bencana, sebuah pulau besar yang disebut Pulau Sunda (Sundaland) pada saat itu ada yang disebut Sunda Besar dan Sunda Kecil, sebuah bangsa besar dengan etika dan kehidupan dangan kehebatan pengetahuan dan teknologinya yang harus hancur oleh bencana, apakah pernah tau dimana pusat pemerintahnnya yang sesungguhnya ? Sampai hari ini Pepeling Sendiri belum mendapatkan catatan pasti akan kebesaran bangsa tersebut dengan besarnya pulau dan kehidupan masa lalunya, namun berdasarkan analisa Pepeling Karawang bahwa Sunda adalah sebuah bangsa besar dimana cikal bakal peradaban kehidupan modern yang terus menerus ditutupi karena sebuah kepentingan.

Kesederhanaan hidup para leluhur bukan berarti tidak mampu membangun, namun ada sebuah kekhawatiran yang selalu dijaga oleh para orang tua dimana jika pembangunan hebat pasti ujungnya akan berdampak kehancuran, dan itu yang terjadi dimasa lalu. Sanggabuana hari ini adalah hanya sebuah gundukan tanah yang ditutupi pepohonan, namun jika kita mempelajari nilai dan maknanya Sanggabuana adalah diri dan manusia, alam ini lestari dan hancurnya kembali pada manusia, jika manusia mampu menjaga alam ini dan mampu melestarikan hakekat kehidupannya (sejarah, budaya, dan kearifan lokal) maka buana ini akan tersangga dari bencana dan kehancuran kehidupan namun jika manusia sudah tidak mampu mengendalikan dirinya sehingga tidak bisa membedakan mana madharat dan mana manfaat maka tinggal menunggu kehancurannya karena alam atau bumi (buana) sudah tidak ada lagi yang menopang atau menyangga.


Share on Google Plus
    Blogger Comment
    Facebook Comment