Pembangunan yang merajalela di Kabupaten Karawang sangatlah memilukan, dalih untuk menjadikan kota teknologi terbesar ini sangat disayangkan mengingat hanya akan membentuk kesenjangan sosial dan akan menggeser masyarakat asli karena secara rasional tidak mungkin property sebesar itu untuk masyarakat Kabupaten Karawang, proyek raksasa pengembangan Pollux Technopolis, yaitu Central Business District (CBD) terbesar di Jawa Barat dengan luas 45 hektar pastinya akan menimbulkan dampak sosial yang sangat luar biasa mengingat hari ini pun kemacetan sudah terjadi dimana-mana ditambah dengan masifnya pembangunan apartemen baru sudah tidak terbayangkan apa yang akan terjadi.
Masyarakat Kabupaten Karawang yang notabenenya berpenghasilan dari pertanian dirasa tidak mungkin membeli apartemen untuk tempat tinggalnya, keberadaan Pollux dengan didalamnya terdapat fasilitas Apartement Modern, Mall dan Hi Rise building terpadu di kawasan Internasional Karawang yang berada di daerah Badami Kecamatan Telukjambe Barat ini jika melihat RTRW Kabupaten Karawang sangat bertentangan dengan aturan tersebut, ditambah dengan Peraturan lainnya khususnya yang berkaitan dengan lingkungan hidup, Proyek dengan anggaran mencapai 50 triliyun ini pastinya akan merubah Karawang menjadi kota namun akan merubah pula kehidupan, budaya dan kearifan local yang ada di Kabupaten Karawang.
Pollux Technopolis dibangun bukan untuk masyarakat Kabupaten Karawang yang selama ini kehidupannya masih ada berada dibawah garis kemiskinan, terbukti dengan banyaknya kebutuhan program rutilahu itu menggambarkan bahwa tidak mungkin masyarakat kalangan bawah akan membeli apartemen tersebut pastinya hanya untuk mereka yang memiliki uang berlebih dan orang-orang kaya serta pendatang yang akan menempati apartemen mewah tersebut, sungguh sangat disayangkan jika pemerintah terus membiarkan pembangunan yang sacara realita tidak tepat sasaran dimana lebih mengedepankan kepentingan pengusaha dibandingkan dengan kepentingan masyarakatnya.
Dampak kerusakan alam mengakibatkan banjir
Pollux Technopolis jika dilihat kepentingannya menyediakan bangunan untuk aseng dan asing yang secara perlahan akan menguasai perekonomian dan kehidupan negeri ini, dilain sisi masyarakat setempat akan dipaksa untuk mengikuti alur kepentingan bagi yang siap namun bagi yang tidak siap mereka akan terpinggirkan bahkan akan tergeserkan dengan dalih moderenisasi, miris memang Kabupaten Karawang dengan kondisi masyarakat agraris harus dipaksakan beralih ke moderan, ketidaksiapan masyarakat akan membawa mereka pada perubahan sosialita kehidupan dengan sebuah perubahan yang dipaksakan oleh sebuah kepentingan yang didukung oleh peran serta pemerintah.
Nilai-nilai kehidupan yang semakin terkikis akan hilang sama sekali karena sebuah kepentingan paksa yang telah direkayasa, kesenjangan dan dampak sosial akan sangat nampak di Kabupaten Karawang dengan pembangunan yang membabi buta tanpa melihat aturan yang ada, Pollux Technopolis hanya akan menjadi bangunan penampung aseng dana sing yang saat ini bekerja di negeri ini karena secara penghasilan mereka sangatlah jauh dengan masyarakat pribumi di Kabupaten Karawang, nilai budaya dan kearifan lokal yang ada akan tergantikan oleh nilai-nilai aseng yang saat ini dengan kekuasaan uangnya terus merangsek menggeser kehidupan masyarakat Kabupaten Karawang.
Kenyataan ini harusnya disadari oleh para pemimpin saat ini, dimana kekayaan alam yang seharusnya dikelola untuk kesejahteraan rakyat kini telah menjadi ladang penghasilan bagi mereka yang punya uang, masyarakat hari ini dipaksa untuk mengikuti kebijakan namun dilain sisi kebijakan tersebut menimbulkan bencana bagi masyarakat sendiri, Kabupaten Karawang dengan nilai kekayaan alam yang luar biasa harus dinikmati oleh mereka yang sifatnya pendatang, ini sungguh ironis!, jika para pemimpin paham akan makna kehidupan mereka akan berfikir sebelum mengambil kebijakan bahwa pembangunan tersebut nilai manfaatnya untuk siapa ?
Jika melihat kenyataan pahit saat ini, semua berada dalam zona kepentingan dimana alam Karawang yang seharusnya untuk kesejahteraan masyarakatnya harus rela dinikmati oleh warga aseng, sementara masyarakatnya dibiarkan dengan kegembiraan sesaat dan iming-iming pekerjaan yang pada akhirnya masyarakat Kabupaten Karawang hanya menjadi penonton ditanah kelahirannya sendiri.
Blogger Comment
Facebook Comment