PEPELING DALAM GELARAN 383 KAB. KARAWANG

Pepeling pada Gelaran 383 Karwang, Photo : Pepeling

Pemerintahan Kabupaten Karawang yang berdiri dari 1633 kini sudah berusia 383 tahun, waktu yang relative lama untuk tingkatan wilayah Kabupaten di Idonesia, Kabupaten Karawang secara yuridis menjadi Kabupaten di Jawa Barat di tetapkan berdasar Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1950 Tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat, dimana pada UU tersebut wilayah Kabupaten Karawang meliputi Karawang, Bekasi, Purwakarta dan Subang. Sebelum Kabupaten Karawang menjadi Kabupaten sistem pemerintahan di Karawang dalam bentuk kadipaten atau kewedanaan yang dipimpin oleh adipati.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1968 Tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta Dan Kabupaten Subang Dengan Mengubah Undang-Undang No. 14 Tahun 1950 Tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat, sejak berlakunya UU tersebut Kabupaten Karawang terpisah dengan Bekasi, Purwakarta dan Subang, secara administrasi kewilayahan maka wilayah Kabupaten Karawang sudah berkurang namun secara efektif lebih mudah untuk melakukan penataan wilayah karena wilayahnya lebih ramping.

Dalam rangkaian acara HUT Karawang yang 383 yang diselenggarakan 14 September 2016 ini, Pepeling coba ambil bagian dalam pelaksanaan gelaran acara, dimana ada beberapa tujuan dalam keikutsertaan tersebut, yang diantaranya : Membawa Ikon dalam sebuah konsistensi, Masuk dalam arus untuk mengetahui kemana arahnya arus tersebut dan menampung dan mendapatkan masukan dari beberapa sumber yang sering mengikuti pelaksanaan kegiatan tersebut di tahun-tahun sebelumnya terkait kegiatan rutin yang dilaksanakan untuk memperingati hari jadi Karawang.

Pepeling yang banyak bergerak dalam menyuarakan lingkungan hidup ini membawakan tema #selamatkanAlamKarawang, dimana Pepeling memanfaatkan moment tesebut untuk menyuarakan akan betapa pentingnya sebuah kelestarian alam karena alam adalah urat nadi dari kehidupan mahluk yang ada dimuka bumi ini, konsistensi dalam setiap langkah dimana hiburan yang kita sajikan harus kita jadikan tuntunan dan pencerahan untuk masyarakat, moment yang tepat di hari jadi Karawang dimana Pepeling menyuarakan agar seluruh stake holder untuk mencintai alam ini supaya bisa diwariskan ke generasi yang akan datang.

Jika kita mau berbuat apa pun bisa kita jadikan moment yang terpenting adalah tujuan utama kita dalam melangkah, jika dalam langkah bisa kita sampaikan hal-hal yang bermanfaat maka jadikanlah moment itu lebih bernilai sehingga ada nilai manfaat yang bisa dibawa dalam hidup dan kehidupan ini. Pepeling tidak bisa menampilkan sesuatu yang luar biasa seperti kontingen yang lain namun Pepeling menghadirkan sebuah konsistensi langkah, konsistensi arah, dan konsistensi suara untuk sebuah pembejaran diri sebagai bekal supaya hidup lebih bernilai dan bermanfaat mengingat manusia dan alam tidak mungkin terpisahkan.

Banyak sumber yang menyampaikan jika perayaan hari jadi Karawang monoton, dari tahun ke tahun konsepnya sama tidak memiliki arah perbaikan yang lebih baik, mungkin akan lebih greget jika Kabupaten Karawang mampu menampilkan Festival Jaga Satru dengan satu juta kentongan atau membuat festival sunda internasional dimana semua aspek menampilkan adat dan budaya kehidupan sunda, mereka sangat berharap agar pemerintah lebih mengexplor kegiatan yang bersifat lebih besar dan lebih membawa Karawang ke jenjang Internasional bukan hanya mengulang kegiatan yang sama. 

Bahkan menurut Dadan Kurniawan mengatakan bahwa “Pemerintah Kabupaten Karawang tinggal memanfaatkan potensi yang ada, kenapa enggak Pemerintah Kabupaten Karawang mengadakan kegiatan “Festival Seni dari Indrustri” dimana seluruh perusahaan yang ada di Kabupaten Karawang menyumbangkan penampilan seni untuk masyarakat Karawang”. dadan menambahkan “Pemerintah Karawang terlalu memanjakan indrustri dan pengusahanya sehingga tidak mampu berbuat apa-apa, terjadinya pelanggaran pun tidak pernah ada sanksi tegas yang diberikan”. Kenyataan yang memang nyata yang hari ini bisa dilihat di kabupaten Karawang dimana pemerintah belum bisa menjadi bapak yang baik dalam sebuah keluarga sehingga terjadinya ketimpangan dalam arah pembangunan.

Share on Google Plus
    Blogger Comment
    Facebook Comment