Photo : Kasepuhan Ciptagelar, Sumber : Expedisi Biru
Untaian kalimat Leuit Salawe Jajar atau jajar salawe leuit sampai saat ini masih menyiman sebuah misteri dari sebuah tempat di Jawa Barat khususnya bagi masyarakat sunda kiwari yang secara nyata kehilangan arah dan sejarah akan nilai-nilai yang pernah ada dan pernah dilakukan oleh para leluhur, Leuit adalah tempat penyimpanan padi atau disebut juga lumbung bagi para petani untuk disimpan dan untuk memenuhi kebutuhan pangan selama menunggu hasil tanam padi berikutnya, Salawe merupakan Bahasa sunda yang artinya yaitu nominal rupiah yang besarnya dua puluh lima, dan Jajar adalah baris atau berjejer, jadi jika kita simpulkan Leuit Salawe Jajar adalah tempat atau lumbung yang berjejer sebanyak dua puluh lima sebagai simpanan logistik untuk ketahanan pangan.
Leuit salawe jajar adalah sebuah konsep ketahanan pangan yang diterapkan oleh para leluhur sunda dimana mereka sudah memikirkan daya tampung dan daya dukung akan nilai kehidupan saat itu dan yang akan datang, konsep leuit salawe jajar adalah sistem ketahanan pangan yang diterapkan para leluhur baik pada saat fase lemorian atau sunda dengan peradaban modern dan teknologi luar biasa sebagai cikal bakal peradaban dunia maupun diera Pajajaran, mereka sudah memikirkan bagaimana pentingnya ketahanan pangan yang merupakan penunjang kehidupan sehingga mereka tidak merasa bingung akan datangnya musim diluar musim panen karena mereka sudah mempersiapkan cadangan logistik untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya.
Konsep leuit salawe jajar dahulu tidak hanya dipusatkan pada satu tempat, namun diterapkan pada setiap kewilayahan kalau saat ini mungkin diterapkan disetiap kedususunan atau setiap desa dengan pemerintahan saat itu dipegang oleh tokoh masyarakat, sistem sederhana yang sungguh sangat luar biasa ini adalah sebuah pola dari para leluhur untuk menjaga stabilitas dan kondusifitas kehidupan mengingat pangan merupakan kebutuhan pokok yang bisa menjadikan terjadinya konflik jika masyarakat tersentuh masalah kebutuhan pokok.
Jika coba menelusur wilayah Jawa Barat umumnya dan Karawang khususnya maka kita akan banyak menemukan suatu daerah atau tempat yang bernama leuit salawe jajar, di Karawang saja kita bisa menemukan wilayah tersebut dibeberapa titik seperti di wilayah gunung leutik, Gunung Bubut, Cilutung, dan tempat lainnya, sedikitnya ini menggambarkan bahwa Pajajaran merupakan penerapan dari sebuah sistem pemerintahan dimasa lalu dimana budaya sejajar selalu dikedepankan dengan gotong royong sebagai dasar kebersamaan sehingga pribahasa bisa ringan sama di jinjing berat sama di pikul bukan hanya pernyataan kosong seperti sekarang dan pola ketahan pangan dengan sistem leuit salawe jajar.
Konsep pemerintahan Pajajaran memberikan arah bahwa harus sejajar antara manusia dengan manusia dan sejajar antara manusia dengan alamnya, hidup adalah kehidupan sesaat yang dirasakan manusia mengingat hidup manusia dibatasi oleh waktu, kesederhanaan pola kehidupan masa lalu bukanlah gambaran kehidupan ortodok atau keterbelakangan, namun dari sejak dahulu pun para leluhur sudah mengajarkan akan makna sebuah hidup yang sebernarnya namun pengaruh perkembangan jaman menjadikan manusia lupa akan nilai-nilai yang sebenarnya akan sebuak hakekat hidup dan makna kehidupan.
Leuit salawe jajar adalah gambaran kederhanaan akan sebuah sistem dimasa lalu yang lebih mengedepankan nilai manfaat dengan cara pandang sederhana dimana padi adalah kebutuhan pokok yang bisa menjaga ruh dan nyawa tetap berada didalam tubuh, maka jika manusia menjual padi maka sama saja dengan menjual nyawa yang dimiliki, cara pandang para orang tua dan para leluhur yang sederhana tersebut memiliki makna yang begitu luar biasa jika diterapkan dalam kehidupan saat ini, namun sistem tersebut saat ini hampir punah karena dianggap kolot dan ketinggalan jaman.
Jika coba dilihat kenyataan hari ini, masyarakat sudah rata-rata tidak memiliki cadangan logistik mengingat hampir semua setelah panen dijual bahkan sekarang padi belum sampai kerumah sudah dijual yang pada ujungnya mereka lebih rela beli beras karena tidak punya simpanan logistik padi sehingga pada saat harga beras dimainkan akan kelimpungan sendiri, dahulu biar dikatakan bukan negara maju masyarakat tidak mengalami kelaparan karena tidak kekurangan beras, namun kini karena pengaruh bahwa Indonesia harus menjadi negara maju sehingga keluar dari jati diri bangsa dan berakibat dengan carut marutnya sistem yang ada, negara yang dulu merupakan pengesport beras kini berubah menjadi pengimport beras, ironis…
Sistem sederhana leuit salawe jajar jika diterapkan saat ini bukan tidak mungkin akan menjadi sebagai konsep dan solusi Ketahanan Pangan Nasional, penerapannya bisa dilakukan dimulai ditingkat desa dengan melakukan sistem lumbung desa sebagai upaya untuk membantu masyarakat yang membutuhkan atau yang kurang mampu, jangan pernah lupakan hari esok mengingat perjalanan kehidupan terus berjalan, jika kita tidak berbuat sekarang mau kapan lagi ? mengingat kondisi sudah semakin mengkhwatirkan yang bukan tidak mungkin suatu hari kedepan Indonesia akan mengalami krisis pangan.
Blogger Comment
Facebook Comment