Pepeling Karawang, 2016
Pepeling adalah sebuah nama sederhana yang diambil dari Bahasa sunda yang berarti mengingatkan “ngingetan” atau saling mengingatkan “ silih ingetan” dimana makna yang bisa kita ambil bahwa kita sebagai mahluk ciptaan tuhan sudah sewajarnya untuk saling mengingatkan antara satu dengan yang lainnya supaya kita bisa terus berjalan sesuai dengan rel yang sudah ada baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis mengingat manusia adalah mahluk sosial yang tidak bisa lepas dengan manusia lainnya, walaupun bagaimana manusia akan selalu membutuhkan sesama manusia dalam mengisi kehidupannya dialam fana ini.
Pemaknaan nama merupakan buah dari sebuah penafsiran sehingga terkadang selalu muncul perbedaan-perbedaan yang muncul dari sebuah penafsiran, namun perbedaan itu adalah sebuah keindahan dan kekayaan yang bisa kita nikmati mengingat dari perbedaan itu jika kita menyikapi dengan hati maka semuanya akan memiliki nilai manfaat yang bisa kita ambil, dengan kita menjaga satu ikatan silaturahmi maka kita bisa saling mengingatkan “silih Pepelingan” jika apa yang dilakukan tidak sesuai dengan aturan yang ada dan tidak sesuai dengan kaidah-kaidah kehidupan.
Pepeling sebuah pemaknaan yang merupakan isi dari sebuah makna, karena dalam hidup ada yang disebut ciri dan cara dimana setiap insan jika ingin saling mengenali antara satu dengan yang lainnya pasti akan menemukannya dengan ciri yang dimiliki, sementara cara adalah langkah yang dilakukan oleh manusia dalam menjalani kehidupannya, pemaknaan dari semua secara tersirat akan terdapat dalam sebuah kalimat “silih asah, silih asih dan silih asuh” yang jika kita lihat hakekatnya sama dengan ayat alloh yang tertuang dalam Alquran “Bismillahhirrohmannirrohim” yang artinya dengan menyebut nama Alloh yang maha pengasih lagi maha penyayang, disitu tersirat hakekat antara sara dan buhun yang selama ini selalu menjadi perdebatan dan dijadikan pemicu masalah karena keegoisan karena merasa paling benar yang pada dasarnya memiliki satu tujuan yang sama yaitu sebuah rasa, cipta dan karsa.
Hakekat kehidupan yang harus dibangun merupakan kewajiban manusia dengan membangun hati dan pikiran sehingga tercipta kesinergian langkah, ucapan dan tingkah laku sebagai manusia yang diciptakan tuhan dengan tingkatan kemulyaannya, Pepeling merupakan bagian dari ayat tersirat yang menjadi landasan dasar dalam melangkah dimana manusia harus selalu “eling” atau ingat akan setiap langkah yang dilalukan dalam mengisi disetiap ruang kehidupan.
Perputaran waktu yang terus berjalan seiring pergantian hari, bulan dan tahun merupakan tempat dimana kita membangun jiwa dan mensinergikan antara rasa dan pikir untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari selama menjalani hidup, kata pepeling yang jika dilihat dari kata dasar sama dengan nasehat ini adalah kata sederhana namun memiliki makna bisa diaplikasikan dalam kehidupan manusia sehari-hari, dimana kita harus bisa saling menasihati, terutama dari kita sendiri dan saling menasehati antar sesama, terkadang kita lupa akan apa yang kita lakukan karena merasa paling benar tanpa berfikir apa yang kita lakukan tersebut sesuai atau tidak dengan kenyataan yang ada.
Pepeling ada karena adanya hawa napsu yang dimiliki manusia, khilap dalam langkah, keliru dalam ucap, salah dalam berfikir itu merupakan bagian dari peranan hawa nafsu yang dimiliki manusia sehingga muncul keegoisan sehingga manusia lupa akan sebuah kebenaran yang hakiki walaupun pada ujungnya muncul sebuah penyesalan dalam hati, dengan kita membangun hablumminnanas maka secara tidak langsung kita bisa saling mengingatkan dari hal-hal yang memang tidak semestinya dilakukan dalam hidup ini. “Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka nasihat (perkataan) yang berbekas pada jiwa mereka.”(Q.S. al-Nisâ’ [4]: 63).
Perlu diketahui bahwa hikmah atau ilmu itu bisa datang dari siapa saja. Ada pepatah nasihat mengatakan, “Kalau seandainya ada hikmah dari seekor mulut anjing, maka ambillah hikmah tersebut.” artinya setiap apa yang telah Allah ciptakan pasti ada hikmah dibalik itu semua, walaupun itu buruk dan menjijikan, Maha Suci Allah atas segala ciptaan-Nya. Dan tak kalah penting, dalam memberikan nasihat, berbicaralah yang baik, jahuilah ucapan yang aneh-aneh dan dapat menimbulkan hal-hal yang kontroversial, tunjukkan apa yang sekiranya bernilai manfaat dalam hidup ini.
Manusia hanyalah insan tuhan yang tidak memiliki apa-apa dalam hidup ini, karena keridhoan yang maha kuasalah sehingga mepunyai kelebihan baik dari cara berfikir, melangkah untuk berbuat, dan mencari jalan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun janganlah lupa akan kodrat yang sesungguhnya dimana manusia pun adalah mahluk tuhan yang sama dengan mahluk-mahluk lainya sehingga alangkah indahnya jika kita bisa saling menghargai antara sesama mahluk dan alangkah bijaknya jika kita bisa saling mengingatkan antar sesama kita manusia akan sebuah nilai-nilai hidup yang terkandung dalam kehidupan ini.
Blogger Comment
Facebook Comment