Jika
kita melihat kondisi Kabupaten Karawang saat ini, mungkin orang akan bertanya
mengenai ikon Karawang yang sangat luar biasa yaitu “Lumbung Padi”, kemudian orang akan bertanya bahwa ada “Pangkal Perjuangan”, Kemudian orang akan
bertanya mengenai “Goyang Karawang”,
dan orang akan bertanya lagi mengenai slogan “Karawang Interasih” kata-kata yang sangat luar biasa makna dan
harfiahnya namun sampai saat ini hanya dijadikan sebagai penghias sebuah kota dengan
potensi luar biasa yang didalamnya tersimpan berbagai kepentingan yang selalu
mengatasnamakan kepentingan rakyat.
Kabupaten
Karawang yang memiliki potensi yang sangat luar biasa, bentangan pantai yang
sangat luas dan panjang, puluhan goa, pegunangan dengan berbagai pesonanya dan
keindahannya, tempat bersejarah, situs dan peninggalan, dan masih banyak
hal-hal yang memiliki nilai yang dapat dimanfaatkan untuk masyarakat Kabupaten
Karawang. Cerita Karawang dari orang tua dulu hanyalah sebuah ilusi untuk
menyeyakkan tidur anak-anak, sehingga nilai-nilai yang ada dengan begitu
mudahnya dirampas oleh orang-orang luar Karawang yang tidak memahami sejarah
untuk kepetingan pribadi dan golongannya.
Lumbung
Padi, Karawang merupakan kota yang sangat
subur yang dulu secara keseluruhan masyarakat mata pencaharian berbasis pertanian
yang sekarang berubah menjadi lumbung indrustri dan hampir diperkirakan ada ±1200
pabrik yang ada di Kabupaten Karawang namun sangat disayangkan sampai saat ini
belum bisa menyelesaikan pengangguran di Kabupaten Karawang. Kenapa hal ini
bisa terjadi karena tidak siapnya Sumber Daya Manusia di Kabupaten Karawang
mengingat terlalu cepatnya pertumbuhan sektor indrustri tanpa diimbangi dengan
kesiapan masyarakat untuk menghadapi kenyataan yang ada, akhirnya sekarang
masyarakat Karawang hanya menjadi penonton di wilayahnya sendiri.
Lumbung
itu berati tempat berkumpulnya sesuatu dalam jumlah banyak, berarti dulu
Kabupaten Karawang merupakan tempatnya padi di Jawa Barat bahkan Indonesia sehingga
mampu menyuplai kebutuhan beras kewilayah lain, namun kini sungguh sangat
ironis Kabupaten Karawang yang disebut lumbung padi sekarang menjadi penerima
beras raskin terbesar di Jawa Barat, kita harus analisa kemana, kesiapa, kenapa
padi-padi Karawang bisa hilang. Ini adalah tugas kita semua, baik pemerintah,
institusi, ormas, dan seluruh komponen yang merasa tinggal, memanfaatkan dan
hidup di Kabupaten Karawang.
Pangkal
Perjuangan, adalah satu kalimat yang yangat
luar biasa maknanya namun sampai saat ini belum ada penjabaran yang bisa
dijadikan acuan dari makna kalimat tersebut, kata yang begitu luar biasa
ternyata masih bias sehingga generasi sekarang hanya bisa mengucapkan sementara
maknanya tidak bisa diterapkan dan diimplementasikan oleh generasi muda
Kabupaten Karawang sekarang.
Pangkal
berarti Tempat awal dari atau Tempat memulai, sementara perjuangan berarti gerakan untuk melakukan sesuatu, jadi jika kita
gali lebih dalam Pangkal Perjuangan
itu merupakan tempat awal atau tempat memulai suatu gerakan untuk melakukan
sesuatu, berarti nama Pangkal Perjuangan ini sangatlah luar biasa dan tidak
mungkin nama tersebut muncul jika tidak mengandung nilai sejarah yang bersumber
dari cerita para leluhur kita yang terdahulu yang sampai saat ini belum tergali
sehingga tidak dapat menjadi referensi untuk bahan generasi yang akan datang.
Ada
sebuah pribahasa yang mengatakan jika kita lupa akan sejarah maka kita tinggal
tunggu kehancurannya, mungkin itu hanya sebuah pribahasa namun kenyataan yang
terjadi di Kabupaten Karawang benar adanya mengingat alur sejarah Bupati Karang
yang kedua yaitu Raden Anom Wirasuta yang dilantik dan memiliki pusat
pemerintahan di wilayah Citaman pun kini hampir habis oleh mereka yang tidak
tau sejarah dan bukan tidak mungkin para pejabat karawang saat ini pun tidak
tau sejarah Kabupaten Karawang, itu berarti kehancuran untuk Karawang.
Jika
kita diam dalam kondisi seperti ini salah besar, mana yang disebut Karawang
Kota Pangkal Perjuangan jika yang bernilai sejarah dibiarkan hancur, perjuangan
itu bagian dari sejarah dan mempertahankan sejarah adalah bagian dari sebuah
perjuangan, jadi sudah tanggung jawab kita bersama untuk menjaga dan
melestarikan Kabupaten Karawang karena Karawang Bagian dari sejarah Indonesia
dan kata orang tua kita kalau tidak ada Karawang tidak akan sejarah kemerdekaan
dan Teks Proklamasi tidak akan berkumandang karena teks Proklamasi ditulis di
Rengas Dengklok Kabupaten Karawang dan pertama dikumandangkan di Karawang sebelum
dibawa jalan Pegangsaan Timur Jakarta dan di Kumandangkan oleh Ir. Sukarno.
Goyang Karawang sebuah kalimat sederhana yang begitu penomenal,
namun goyang Karawang memiliki beberapa makna yang bisa kita gali sehingga nama
tersebut tidak menjadi salah tafsir dari bebagai kalangan terhadap nama goyang
yang selama ini terkesan kurang baik jika ditinjau sepintas belaka,
Goyang
adalah kata yang memiliki arti luas
dan sangat luar biasa, Goyang merupakan sebuah kata yang mengidetikan dan memperkenalkan nama
Karawang baik di tingkat Provinsi, Nasional bahkan dunia. Jika kita gali kata
tersebut dari versi seni,
kata goyang bisa bersumber dari pelaku
seni yang melakukan gerakan sehingga tertanam image dalam setiap orang yang
melihatnya. Seni itu sendiri merupakan bagian dari budaya yang berarti kita
harus kembali ke sejarah masa lalu bahwa para pelaku seni Karawang yang bisa
membumingkan nama Kabupaten Karawang dengan hasil karyanya dalam bentuk gerakannya
karena itu yang tertanam dimata orang bahwa goyang Karawang itu dari sebuah
seni sunda jaipongan, tidak terlepas ada historis atau sejarah yang lainnya
mengenai kata goyang untuk Karawang
yang lebih valid.
Goyang Karawang
yang sering kita dengar dapat dimasukan dengan berbagai tinjauan yang salah
satunya ditinjau dari ilmu pengetahuan dan teknologi, Karawang selatan yang
memiliki gugusan Gunung Sanggabuana yang merupakan hasil penelitian dari ahli
Gunung Merapi Prof, Dr. Sutikno dari hasil karya penelitiannya bahwa Gunung
Sanggabuana adalah salah satu gunung merapi purba, dan hasil tinjauan dari ahli
geologi bahwa di Kabupaten Karawang bagian selatan terdapat patahan lempeng
bumi, yang bukan tidak mungkin jika terjadinya pergeseran lempeng bumi ini akan
menggoyangkan seluruh alam yang ada dimuka bumi ini.
Nama Goyang
Karawang jika kita tinjau dari kondisi kewilayahan serta bukti yang ada,
bahwa Karawang pernah bergoyang karena bencana yang maha dasyat sehingga
mengubur seluruh wilayah Karawang yang tadinya daratan menjadi lautan karena
para leluhur kita tidak mampu menjaga kelestarian alamnya yang berdampak pada
bencana dibumi ini.
Dilain sisi jika kita tinjau dari nama Karawang
sebelumnya yaitu KRAWANG (Sebelum Nama KARAWANG yaitu KERAWANG, dan sebelumnya
KRAWANG) yang artinya KRA : Tanah genting dan WANG : Istana para raja, pada era
Kolonial dimana Batavia pun tidak berani masuk ke wilayah Karawang karena
mereka menganggap bahwa Karawang adalah wilayah rawan dan genting, maka kita
bisa melihat Goyang Karawang karena orang-orang yang tinggal di Karawang adalah
para Jawara yang begitu ditakuti oleh para Kolonial.
Dari
kata goyang mempunyai kandungan arti
yang sangat luar biasa, bahkan bukan tidak
mungkin suatu hari nanti akan ada pergerakan civil society yang akan menggoyang karawang karena
kebijakan-kebijakan yang tidak memikirkan dan tidak melihat nilai, budaya,
lingkungan, dan kearifan lokal yang ada. Maka dari pada itu bangunlah karawang
tercinta ini dengan selalu memikirkan dampak dan akibat untuk masa depan
generasi Karawang yang akan datang bukan hanya mementingkan kantong tanpa
berfikir nasib orang banyak yang akan merasakan dampaknya.
Saat
ini semuanya kembali kepada kita semua,
apakah kita bijak dalam melihat satu perbedaan pandangan atau tidak, perbedaan
itu sebuah warna keindahan yang harus kita sikapi dengan nilai positif maka
semuanya akan berdampak baik, begitu pun juga perbedaan pandang akan sesuatu
yang ada di Kabupaten Karawang itu sangat baik asal jangan dijadikan sebagai
ajang pemanfaatan untuk memenuhi kepentingan pribadi masing-masing.
Blogger Comment
Facebook Comment