Memandang hamparan perbukitan dan deretan pegunungan pastinya hanya bisa berdecak kagum akan keindahannya yang terkadang berfikir dan membayangkan bagaimana proses terbentuknya serta berapa lama, perbukitan yang dilihat mata saat ini hanyalah sebuah gundukan tanah yang ditumbuhi pohon sehingga siapapun pasti akan sangat sulit untuk mengetahui apa yang ada disana dimasa lalu, butuh waktu, proses, tenaga, pikiran dan keikhlasan untuk mengetahui semua itu mengingat pola pikir dan penetahuan manusia tidak sama yang pastinya akan muncul pendapat dan analisa berbeda dari setiap orang.
Panjangnya kehidupan dengan pengisi yang silih berganti ditambah dengan minimnya informasi semakin menyulitkan akan kebenaran sesungguhnya, hilangnya satu generasi dalam sebuah peradaban bisa diakibatkan oleh batas usia dan bisa juga diakibatkan oleh proses alam yang mencari keseimbangannya (saat ini disebut bencana), terputusnya informasi mengakibatkan munculnya informasi baru baik itu secara tersurat maupun tersirat sehingga tingkat akurasinya harus singkronkan dengan fakta yang ada dilapangan.
Dayeuh Kolot atau disebut juga Kota Tua itu yang sering didengar akan Karawang, mengingat antara Karawang dengan Kabupaten Karawang itu berbeda terutama dalam tatanan nilai sejarahnya, Kabupaten Karawang salah satu dari 30 Kabupaten dan Kota di Jawa Barat, sementara Karawang dari fase ke fase mengalami dan menjadi saksi dari perjalanan kehidupan yang bumi ini, maka jangan heran kalau ada yang mengatakan "Karawang Kolot".
Karawang sebuah kota masa lalu yang telah terkubur dan sengaja dikubur sejarah sebenarnya oleh kepentingan, andai melihat dengan rasa maka semua pastinya terbuka dimana gunungan tanah dalam bentuk bukit-bukit itu adalah sebuah bangunan dimasa lalu yang telah terkubur selama ribuan bahkan jutaan tahun lamanya, semua ini mungkin hanya akan dianggap mustahil dan omong kosong belaka, namun lihatlah kenyataan dimana banyak fakta yang bisa dijadikan bahan analisa dan bukti akan sebuah kebesaran peradaban masa lalu yang pernah ada di Karawang.
Silih bergantinya kehidupan yang pernah ada bisa dilihat dan dibuktikan dari alam yang ada di Karawang dan sekitarnya, hilang satu peradaban akan hadir peradaban baru, itu adalah siklus kehidupan dan siklus alamiah, Kota masa lalu yang terkubur yang suatu hari akan tergantikan oleh kota masa kini yang lupa akan nilai-nilai kelestarian, "Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah), tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepatutnya berlaku keputusan Kami terhadap mereka, kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya. (QS al-Isra’: 16).
Peradaban kehidupan selalu mengalami pergeseran baik karena bencana, kekuasaan, dan perang, jika satu wilayah mengalami kehancuran pastinya ada juga wilayah yang masih tetap ada, atau jika bumi mengalami suatu bencana dahsyat pastinya akan ada yang tersisisa untuk mengawali kehidupan baru, kalau istilah orang tua "mulih kajati mulang ka asal" asal hancur kembali hancur, asal mengalami kemajuan pasti akan mengalami kemajuan, begitu pun apa yang telah dialami Karawang dimana kuta tandingan adalah sebuah kota masa lalu yang tidak ada tandingannya sebelum terkubur oleh bencana, dan suatu waktu Kuta Tandingan akan jadi kota lagi itu merupakan ketentuan alam dan kehidupan.
Alam merupakan perpustakaan terlengkap yang menyimpan seluruh data kejadian yang pernah terjadi dibumi, tinggal bagaimana niat dan upaya dalam mengungkap kebenaran yang ada, jika melihat kondisi saat ini berat untuk mendapatkan sebuah nilai yang sesungguhnya mengingat nilai kepentingan selalu berada didepan dan mengubur fakta-fakta yang sebenarnya.
Blogger Comment
Facebook Comment