Pegunungan Sanggabuana Karawang, Pepeling Karawang
Gunung Sanggabuana Karawang memang sangat identik dengan mistis, terkait dengan terdapat sederetan makom yang dikeramatkan di puncak gunung tersebut. Berada di puncak gunung ini memang serasa berziarah di makom yang berada di atas hamparan awan. Sebagian besar dari pendaki ke gunung ini bukanlah pendaki biasa. Rata-rata sengaja datang kesana bukan sekedar untuk menikmati keindahan alam tapi dengan berbagai niatan dan keperluan terkait dengan ziarah makom yang ada disana, apalagi jika kita berkunjung ke Gunung Sanggabuna pada bulan mulud/maulid diatas puncak Gunung Sanggabuana layaknya pasar yang dipenuhi ratusan manusia. Harus dapat kita bedakan antara makam dengan makom, kalau makam itu benar ada jasad yang dikubur sementara kalau makom adalah sebuah petilasan yang dijadikan keramat.
Ada kisah yang menceritakan mengenai Gunung Sanggabuana, bahwa sanggabuana adalah sebuah gunung tertinggi didunia itu dikisahkan pada jaman sanghiyang kemudian dipapas dengan kekuatan ilmu pada masa itu sebagian gunung sanggabuana dipindah ke wilayah banten yang sampai sekarang di banten pun ada nama gunung sanggabuana, dan mungkin itu bisa terjadi pada jaman sunda purba pada era sebelum masehi, pada jaman sebelum munculnya Kerajaan Salakanagara 130 masehi pada saat itu ada kerajaan yang tidak diceritakan peradabannya yaitu pada jaman Kerajaan Salakadomas.
Disekitar gunung sanggabuna terdapat beberapa gunung yang menjadi yang sampai sekarang mengisahkan dan terdapat artefak masa lalu seperti gunung padang di cianjur dan gunung parang/parangpang di kabupaten purwakarta. Jika kita lihat filosofi keilmuan di gunung sanggabuana bahwa para pertapa dulu banyak menggunakan air bambu untuk diminum dengan arti5 harfiah bahwa dalam bahasa sunda “cai awi” cai adalah air dalam mengandung makna sebagai sumber kehidupan sementara awi atau bambu yang artinya “awi” asal wiwitan atau asal dari kehidupan yang semua itu hanya bisa ditemukan di gunung sanggabuana bambu yang berisi air atau disebut air buluh atau air kahuripan.
Dalam kawasan sanggabuna ada puncak puncak gunung yang salah satunya adalah gunung kumbang yang sekarang dikenal gunung cimaung yang merupakan tempat tinggal raden andakawirusajagat putra dari aryawiratanudatar (embah dalem cikundul) dari hasil perkawinannya dengan putri dari kebangsaan jin. Hubungannya raden andakawirusajagat dengan dengan karawang adalah salahsatu tokoh yang memperkenalkan golok asli karawang dengan ciri khasnya pegangan golok dari kaki kancil, raden andakawirusajagat memiliki saudara yang diantaranya raden suryakancana yang mendiami gunung gede yang berada di Kabupaten Cianjur, bogor dan sukabumi dan nyi endang sukaesih yang mendiami gunung ceremai yang berada di Kabupaten Kuningan, Majalengka, cirebon dan indramayu.
Namun jika kita lihat fakta langsung ke lapangan Wilayah Gunung Sanggabuna masih penuh dengan misteri yang belum terkuak, karena dibawah lerengan anak gunung sanggabuana ada peninggalan jaman megalitikum yaitu sebuah peradaban purba yang pernah dilaksanakan eskavasi oleh para arkeolog yaitu di wilayah kebon jambe dan disekitar itu juga ada batu tebing yang menjulang yang dinamakan batu karut yang konon menurut beberapa sumber bahwa batu karut itu adalah tempat pemujaan pada jaman itu.
Selain itu basih banyak peninggalan-peninggalan yang masih tersimpan serta belum terkuak karena Tim Pepeling dengan segala keterbatasan dan kekurangan sehingga belum bisa menjangkau dan menganalisa secara keseluruhan diwilayah hutan sanggabuana, namun demikian itu semua menjadi sebuah tantangan bahwa nilai-nilai yang ada harus kita jaga dan lestarikan dan kelestarian hutan Sanggabuana harus tetap terpertahankan agar stabilitas udara bersih dan oksigen sebagai sumber kehidupan manusia bisa terus kita manfaatkan sampai anak cucu nanti.
Blogger Comment
Facebook Comment