(Pepeling, 2016)
Rembulan
bersinar manakala awan bersembunyi
Bintang pun
bercaya diantara cakrawala langit
Kaulah sang
bintang pembawa amanah
Kaulah sinar
rembulan pembawa kebijakan
Dianatara savanna
yang kering terhempas badai
Derap langkah
dan ayunan kakimu
Akan membawa
pada jalan akhirmu
Goresan tinta
dari tanganmu
Menjadi
gambaran akan hati dan nuranimu
Haruskah cahayamu
redup karena langkahmu ?
Haruskah goresanmu
menjadi malapetaka bagi dirimu ?
Hidup tak
selamanya kekal abadi
Nyawa tak
selamanya kekal dalam raga
Kekuasaan
tak selamanya berada dipundakmu
Hadirmu bagai
terbangun dari mimpi
Jika
senandung teriakan rakyat kecil selalu kau abaikan
Bintang tak
selamanya bercahaya
Lihatlah indahnya
samudra !
Yang tiba-tiba
bergemuruh dengan gelora ombaknya yang maha dahsyat
Lihatlah indahnya
gunung !
Yang tiba-tiba
memuntahkan lahar dan magmanya tanpa ragu
Lihatlah
rakyatmu yang tersakiti !
Yang akan
megeluarkan gelora dan lahar emosi jika terus kau biarkan
Yang akan menuntun
pada jalan akhirmu
Yang akan
menjemputmu dari singgasana sementaramu
Wahai sang
bintang pemerintahan
Ingatlah kodradtulloh
hidup ini
Ingatlahlah akan
gerak, langkah dan kekuatanmu
Semua kau
dapatkan dari alam yang kau abaikan
Haruskah kau
bohongi nurani…..
Haruskah kau
gadaikan akidahmu…..
Haruskah kau
menjadi penguasa yang munafik…..
Haruskah kau
menjadi pendusta dalam hidupmu…..
Haruskah kau
menjadi penyebab kesengsaraan rakyatmu…..
Innallilahi wainnaillaihi
roziun
Karawang, 17
Juni 2016
Blogger Comment
Facebook Comment